Manajemen Masjid
A. Imaratul Masajid (Manajemen Memakmurkan)
Masjid
sejak jaman Nabi Muhammad saw pada abad ke 7 masehi, masjid dijadikan sebagai
pusat kegiatan umat Islam dari segala macam kegiatan. Pada jaman nabi, masjid
bukan sekedar tempat kegiatan keagamaan, tetapi sudah menjadi pusat kegiatan
sehari- hari. Dari masjid, Rasulullah membangun umat Islam dan mengendalikan
pemerintahannya. Mereka yang memakmurkan masjid adalah orang yang mendapat
petunjuk dari Allah. Seperti dinyatakan dalam QS. At- Taubah/9:18.
Hanya yang
memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang
diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Berbagai
kegiatan yang memiliki arti luas dalam memakmurkan masjid di Masjid Besar
Al-Atiiq Kauman Salatiga diantaranya adalah:
Manakala idarah
binail madiy dan idarah binail ruhiy berjalan secara maksimal, maka
insya Allah masjid akan makmur dengan sendirinya. Makmur dalam artian, bahwa ia
dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu meliputi fungsi sebagai sarana atau
tempat beribadah, sarana atau tempat pembinaan dan pencerahan ummat baik bidang
pemahaman keberagamaan, pengetahuan umum, dan ekonomi ummat.
1. Management Kesejahteraan Umat
Apabila
di suatu daerah belum ada Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ),
Ta’mir Masjid dapat menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah dari
para muzakki atau dermawan kepada para mustahiq atau dlu’afa. Dalam hal ini,
Pengurus bertindak selaku ‘amil zakat. Kegiatan pengumpulan dan penyaluran
zakat, infaq dan shadaqah biasanya semarak di bulan Ramadlan, namun tidak
menutup kemungkinan di bulan-bulan lain, khususnya untuk infaq dan shadaqah.
Kegiatan
tersebut harus dilaksanakan secara transparan dan dilaporkan kepada para
muzakki atau dermawan penyumbang-nya serta diumumkan kepada jama’ah. Hal ini
untuk menghindari fitnah atau rumor yang berkembang di masyarakat adanya
penye-lewengan dana zakat, infaq dan shadaqah oleh Pengurus. Beberapa kegiatan
lain yang dapat diseleng-garakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat
adalah : sumbangan ekonomi, bimbingan dan penyuluhan, ukhuwah islamiyah
dan bakti sosial.
2.
Managemen Pembinaan Remaja Masjid
Remaja
Masjid beranggotakan para remaja muslim, biasanya berumur sekitar 15-25 tahun.
Kegiatannya berorientasi keislaman, keremajaan, kemasjidan, keterampilan dan
keorganisasian. Memiliki kepengurusan sendiri yang lengkap menyerupai Ta’mir
Masjid dan berlangsung dengan periodisasi tertentu. Organisasi ini harus
dilengkapi konstitusi organisasi, seperti misalnya Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Pedoman Kepengurusan, Pedoman Kesekreta-riatan, Pedoman
Pengelolaan Keuangan dan lain sebagainya. Konstitusi organisasi diperlukan
sebagai aturan main berorganisasi dan untuk memberi arahan kegiatan.
Pengurus
Ta’mir Masjid Bidang Pembinaan Remaja Masjid berkewajiban untuk membina dan
mengarahkan mereka dalam berkegiatan. Namun pembinaan yang dilakukan tidak menghambat
mereka untuk mengekspresikan kemauan dan kemampuan mereka dalam berorganisasi
secara wajar dan bebas bertanggungjawab. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam upaya-upaya pembinaan Remaja Masjid antara lain kepengurusan, musyawarah
anggota, kegiatan, bimbingan, dan kepanitiaan. Masjid Besar Al-Atiiq
Kauman Salatiga sudah terdapat pengurus Remaja Masjid yang terus dikader
sebagai pemegang estafet kepengurusan masjid.
B. Idaratul
Masajid (Manajemen Pengelolaan)
Dengan
luasnya fungsi masjid, maka pengelolaan masjid harus dilakukan dengan manajemen
modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara tradisional maka
masjid tidak akan mengalami kemajuan dan pada akhirnya akan tertinggal. Untuk
itu perlu adanya manajemen masjid atau idarah dengan
meningkatkan kualitas dalam pengorganisasian kepengurusan masjid dan
pengadministrasian yang rapi, transparan, mendorong partisipasi jamaah sehingga
tidak terjadi penyalahgunaan wewenang di dalam Kepengurusan Masjid. Idarah Masjid
disebut juga manajemen masjid, pada garis besarnya dibagi menjadi 2 bidang:
1.
Idarah binail maadiy (physical
management) Masjid
Idarah binail maadiy adalah manajemen secara fisik yang meliputi: kepengurusan, pengaturan pembangunan masjid, penjagaan kehormatan, kebersihan, ketertiban dan keindahan masjid, pelaksanaan tata tertib dan keamanan masjid, penataan keuangan masjid, dan sebagainya. Berdasarkan wawancara dengan para Narasumber[1]
a.
Simbah K.H. Abdul Mukti (Mbah Ajung)
b.
Simbah Kyai Ahmad Ma’muri
c.
Simbah K.H. Zubair Umar Al-Jailani
d.
Simbah Kyai Ahmad Ma’muri
e.
Simbah Kyai Fatkhatullah
f.
Simbah K.H. Dimyati
g.
Simbah K.H.M. Bakri Tholchah
h.
Bapak Drs. H.M. Sjatibi (Periode
2000-2011)
i.
Bapak Ragil Surahman, S.Ag., M.Pd.I.
j.
Bapak Drs. Q. Budi Santoso
k. Bapak Drs. H.M. Sjatibi (Periode 2014-sekarang) [4]
Berikut tokoh-tokoh
Masjid Besar al-Atiiq Kauman Salatiga: Simbah K.H. Ishom Simbah Kyai Muh Muhson
Zakariya, Simbah Muhammad Adnan, Simbah Kyai Ahmad Zakariya, Simbah K.H.
Musyaffa, Simbah K.H. Mahasin, Simbah Kyai Arfah, Simbah Kyai Ghufron, Simbah
Kyai Muh Sidiq, Simbah Ikrom, Simbah Arifin, Simbah Ahmad Sinwan, Bapak
Djunaidi Sugito, Simbah H.A.M. Masykuri, Bapak Drs. H. Mashudi. Abdullah, Bapak
Abdul Basyir (Bapak Lurah), Bapak Hanafi Abdullah, Bapak Muh. Thowil, Bapak
Lazim, Bapak H. Rintho Wiguno, Bapak Ahmad Mudhoffar, Bapak H. Puji Widodo, S.H.
dll.
2.
Idarah binail ruhiy (functional
management) Masjid
Idarah
binail ruhiy adalah pengaturan tentang pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah
pembinaan umat, sebagai pusat pembangunan umat dan kebudayaan Islam seperti
dicontohkan oleh Rasulullah saw. Pengurus Ta’mir Masjid Besar Al-Atiiq Kauman
Salatiga di dalam hal pembinaan ruhani,memiliki berbagai kegiatan, antara lain
sebagai berikut:
a.
Peringatan Hari Besar Islam
Peringatan Hari Besar Islam atau
biasa dikenal dengan singkatan PHBI merupakan kegiatan yang biasa
dilakukan umat Islam di seluruh dunia ini, begitupun di Negara Indonesia
tercinta ini. Hari tersebut merupakan hari besar yang ada di Agama Islam,
Masjid Besar Al-Atiiq Kauman Salatiga sebagai sarana syiar dakwah keislaman di
Kota Salatiga setiap tahun mengadakan peringatan-peringatan hari
besar Islam,
b.
Shalat Subuh Berjamaah
Kegiatan
ini dilaksanakan setiap hari Jum’at dengan agenda acara shalat subuh berjamaah
kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan mau’idhotul hasanah atau kultum dari
para kyai/ustadz yang secara sengaja didatangkan untuk memberikan semangat dan
penceraah kepada para jamaah. Setelah selesai kegiatan tersebut dilanjutkan
dengan acara sarapan bersama. Kegiatan tersebut mulai dilaksanakan pada
t140ahun 2017 dengan pembicara atau pemberi kultum sekaligus imam shalat adalah
Ustadz. H. Imran Hasbi dari Kalibening Salatiga.
C. Riayatul
Masajid (Manajemen Pemeliharaan)
Dengan
adanya pembinaan bidang riayah, masjid akan tampak bersih, indah dan mulia
sehingga dapat memberikan daya tarik rasa nyaman dan menyenangkan bagi siapa
saja yang memandang, memasuki dan beribadah didalamnya. Sebagaimana yang
diisyaratkan Allah dalam Al-Qur’an surat Al Imran [3] ayat 97:
“……barang
siapa memasuki baitullah menjadi amanlah dia…”.
Bangunan,
sarana pendukung dan perlengkapan Masjid harus dirawat agar dapat digunakan
sebaik-baiknya serta tahan lama. Seiring dengan bertambahnya usia bangunan maka
kerusakan akan timbul bahkan bagian tertentu dapat mengalami disfungsi atau
kerusakan, seperti misalnya pintu, jendela, atap, dinding atau yang lainnya.
Disamping itu kebutuhan jama’ah akan Masjid yang lebih luas agar dapat
menampung jama’ah shalat yang lebih banyak juga semakin dirasakan. Masjid Besar
Al-Atiiq Kauman Salatiga memiliki petugas harian yang bertugas dimasjid selama
24 jam berkenaan dengan muadzin, kebersihan, keamanan dan lain-lain dalam
melayani jamaah.