SELAMAT DATANG DI BERANDA MASJID BESAR AL-ATIIQ KAUMAN SALATIGA YANG MERUPAKAN MASJID TERTUA DI KOTA SALATIGA YANG MEMILIKI SEJARAH PANJANG DAN ERAT KAITANNYA DENGAN SEJARAH PERANG JAWA ATAU PERANG DIPONEGORO PADA TAHUN 1825-1830. MASJID INI DIBANGUN SEKITAR TAHUN 1247 H/1832 M (HAL INI BERDASARKAN DARI TULISAN DI MIHRAB MASJID) OLEH KYAI RONO SENTIKO YANG MERUPAKAN ABDI NDALEM KRATON SURAKARTA HADININGRAT PADA MASA KEPEMIMPINAN PANGERAN PAKUBUWANA IV YANG PADA SAAT INI BELIAU MENUGASKAN KYAI RONO SENTIKO SEBAGAI LASKAR PRAJURIT UNTUK MEMBANTU PANGERAN DIPONEGORO DALAM PERANG MELAWAN PENJAJAH BELANDA

Manajemen Masjid

 A.  Imaratul Masajid (Manajemen Memakmurkan)

Masjid sejak jaman Nabi Muhammad saw pada abad ke 7 masehi, masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan umat Islam dari segala macam kegiatan. Pada jaman nabi, masjid bukan sekedar tempat kegiatan keagamaan, tetapi sudah menjadi pusat kegiatan sehari- hari. Dari masjid, Rasulullah membangun umat Islam dan mengendalikan pemerintahannya. Mereka yang memakmurkan masjid adalah orang yang mendapat petunjuk dari Allah. Seperti dinyatakan dalam QS. At- Taubah/9:18.

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

 

 Berbagai kegiatan yang memiliki arti luas dalam memakmurkan masjid di Masjid Besar Al-Atiiq Kauman Salatiga diantaranya adalah:

Manakala idarah binail madiy dan idarah binail ruhiy berjalan secara maksimal, maka insya Allah masjid akan makmur dengan sendirinya. Makmur dalam artian, bahwa ia dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu meliputi fungsi sebagai sarana atau tempat beribadah, sarana atau tempat pembinaan dan pencerahan ummat baik bidang pemahaman keberagamaan, pengetahuan umum, dan ekonomi ummat.

1.   Management Kesejahteraan Umat

Apabila di suatu daerah belum ada Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ), Ta’mir Masjid dapat menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah dari para muzakki atau dermawan kepada para mustahiq atau dlu’afa. Dalam hal ini, Pengurus bertindak selaku ‘amil zakat. Kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq dan shadaqah biasanya semarak di bulan Ramadlan, namun tidak menutup kemungkinan di bulan-bulan lain, khususnya untuk infaq dan shadaqah.

Kegiatan tersebut harus dilaksanakan secara transparan dan dilaporkan kepada para muzakki atau dermawan penyumbang-nya serta diumumkan kepada jama’ah. Hal ini untuk menghindari fitnah atau rumor yang berkembang di masyarakat adanya penye-lewengan dana zakat, infaq dan shadaqah oleh Pengurus. Beberapa kegiatan lain yang dapat diseleng-garakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat adalah  : sumbangan ekonomi, bimbingan dan penyuluhan, ukhuwah islamiyah dan bakti sosial.

2.        Managemen Pembinaan Remaja Masjid

Remaja Masjid beranggotakan para remaja muslim, biasanya berumur sekitar 15-25 tahun. Kegiatannya berorientasi keislaman, keremajaan, kemasjidan, keterampilan dan keorganisasian. Memiliki kepengurusan sendiri yang lengkap menyerupai Ta’mir Masjid dan berlangsung dengan periodisasi tertentu. Organisasi ini harus dilengkapi konstitusi organisasi, seperti misalnya Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Pedoman Kepengurusan, Pedoman Kesekreta-riatan, Pedoman Pengelolaan Keuangan dan lain sebagainya. Konstitusi organisasi diperlukan sebagai aturan main berorganisasi dan untuk memberi arahan kegiatan.

Pengurus Ta’mir Masjid Bidang Pembinaan Remaja Masjid berkewajiban untuk membina dan mengarahkan mereka dalam berkegiatan. Namun pembinaan yang dilakukan tidak menghambat mereka untuk mengekspresikan kemauan dan kemampuan mereka dalam berorganisasi secara wajar dan bebas bertanggungjawab. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam upaya-upaya pembinaan Remaja Masjid antara lain kepengurusan, musyawarah anggota, kegiatan, bimbingan, dan  kepanitiaan. Masjid Besar Al-Atiiq Kauman Salatiga sudah terdapat pengurus Remaja Masjid yang terus dikader sebagai pemegang estafet kepengurusan masjid.

 

B.  Idaratul Masajid (Manajemen Pengelolaan)

Dengan luasnya fungsi masjid, maka pengelolaan masjid harus dilakukan dengan manajemen modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara tradisional maka masjid tidak akan mengalami kemajuan dan pada akhirnya akan tertinggal. Untuk itu perlu adanya manajemen masjid atau idarah dengan meningkatkan kualitas dalam pengorganisasian kepengurusan masjid dan pengadministrasian yang rapi, transparan, mendorong partisipasi jamaah sehingga tidak terjadi penyalahgunaan wewenang di dalam Kepengurusan Masjid. Idarah Masjid disebut juga manajemen masjid, pada garis besarnya dibagi menjadi 2 bidang:

1.        Idarah binail maadiy (physical management) Masjid

 Idarah binail maadiy adalah manajemen secara fisik yang meliputi: kepengurusan, pengaturan pembangunan masjid, penjagaan kehormatan, kebersihan, ketertiban dan keindahan masjid, pelaksanaan tata tertib dan keamanan masjid, penataan keuangan masjid, dan sebagainya. Berdasarkan wawancara dengan para Narasumber[1]

a.         Simbah K.H. Abdul Mukti (Mbah Ajung)

b.        Simbah Kyai Ahmad Ma’muri

c.         Simbah K.H. Zubair Umar Al-Jailani

d.        Simbah Kyai Ahmad Ma’muri

e.         Simbah Kyai Fatkhatullah

f.          Simbah K.H. Dimyati

g.        Simbah K.H.M. Bakri Tholchah

h.        Bapak Drs. H.M. Sjatibi (Periode 2000-2011)

i.          Bapak Ragil Surahman, S.Ag., M.Pd.I.

j.           Bapak Drs. Q. Budi Santoso

k.        Bapak Drs. H.M. Sjatibi (Periode 2014-sekarang) [4]


Berikut tokoh-tokoh Masjid Besar al-Atiiq Kauman Salatiga: Simbah K.H. Ishom Simbah Kyai Muh Muhson Zakariya, Simbah Muhammad Adnan, Simbah Kyai Ahmad Zakariya, Simbah K.H. Musyaffa, Simbah K.H. Mahasin, Simbah Kyai Arfah, Simbah Kyai Ghufron, Simbah Kyai Muh Sidiq, Simbah Ikrom, Simbah Arifin, Simbah Ahmad Sinwan, Bapak Djunaidi Sugito, Simbah H.A.M. Masykuri, Bapak Drs. H. Mashudi. Abdullah, Bapak Abdul Basyir (Bapak Lurah), Bapak Hanafi Abdullah, Bapak Muh. Thowil, Bapak Lazim, Bapak H. Rintho Wiguno, Bapak Ahmad Mudhoffar, Bapak H. Puji Widodo, S.H. dll.

 

2.        Idarah binail ruhiy (functional management) Masjid

Idarah binail ruhiy adalah pengaturan tentang pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat, sebagai pusat pembangunan umat dan kebudayaan Islam seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. Pengurus Ta’mir Masjid Besar Al-Atiiq Kauman Salatiga di dalam hal pembinaan ruhani,memiliki berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:

a.         Peringatan Hari Besar Islam

Peringatan Hari Besar Islam atau biasa dikenal dengan singkatan PHBI merupakan kegiatan yang biasa dilakukan umat Islam di seluruh dunia ini, begitupun di Negara Indonesia tercinta ini. Hari tersebut merupakan hari besar yang ada di Agama Islam, Masjid Besar Al-Atiiq Kauman Salatiga sebagai sarana syiar dakwah keislaman di Kota Salatiga setiap tahun  mengadakan peringatan-peringatan hari besar Islam, Maulid Nabi Muhammad SAW; Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW; Nuzulul Qur’an; Idul Fitri; Idul Adha; Tahun Baru Hijriyah (Santunan Yatim, Fakir dan Miskin) Dan kegiatan lainnya yang berkenaan dengan Ummat.

b.        Shalat Subuh Berjamaah

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Jum’at dengan agenda acara shalat subuh berjamaah kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan mau’idhotul hasanah atau kultum dari para kyai/ustadz yang secara sengaja didatangkan untuk memberikan semangat dan penceraah kepada para jamaah. Setelah selesai kegiatan tersebut dilanjutkan dengan acara sarapan bersama. Kegiatan tersebut mulai dilaksanakan pada t140ahun 2017 dengan pembicara atau pemberi kultum sekaligus imam shalat adalah Ustadz. H. Imran Hasbi dari Kalibening Salatiga.

 

C.  Riayatul Masajid (Manajemen Pemeliharaan)

Dengan adanya pembinaan bidang riayah, masjid akan tampak bersih, indah dan mulia sehingga dapat memberikan daya tarik rasa nyaman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, memasuki dan beribadah didalamnya. Sebagaimana yang diisyaratkan Allah dalam Al-Qur’an surat Al Imran [3] ayat 97:

 

 “……barang siapa memasuki baitullah menjadi amanlah dia…”.

 

Bangunan, sarana pendukung dan perlengkapan Masjid harus dirawat agar dapat digunakan sebaik-baiknya serta tahan lama. Seiring dengan bertambahnya usia bangunan maka kerusakan akan timbul bahkan bagian tertentu dapat mengalami disfungsi atau kerusakan, seperti misalnya pintu, jendela, atap, dinding atau yang lainnya. Disamping itu kebutuhan jama’ah akan Masjid yang lebih luas agar dapat menampung jama’ah shalat yang lebih banyak juga semakin dirasakan. Masjid Besar Al-Atiiq Kauman Salatiga memiliki petugas harian yang bertugas dimasjid selama 24 jam berkenaan dengan muadzin, kebersihan, keamanan dan lain-lain dalam melayani jamaah.